Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 09 Oktober 2000

Obyek Wisata Ketep Pass dan Sekitarnya

Waa, obyek wisata yang ini dekat dengan rumahku. Jika anda berwisata di Ketep Pass , ada baiknya mengunjungi obyek wisata yang tak jauh dari lokasi tersebut dan tentu menarik untuk dikunjungi. Jika anda ingin melihat air terjun ada baiknya mampir ke kedung kayang, ada juga candi-candi peninggalan nenek moyang seperti candi lumbung, candi asu, candi pendem yang terletak di dusun candi, sengi. Jika anda ingin membeli patung berbahan batu gunung bisa mampir ke Ngampel, Desa Sengi. Disana ada pemahat yang cukup ternama yaitu mas Ismanto. Kalo pengen beli oleh2 berupa sayuran bisa mampir di pasar sayur di Mangunsoka. Komplit khan??? yuk kita bahas satu persatu lokasi-lokasi tersebut...

Ketep Pass
Ketep Pass atau bukit ketep, terletak pada ketinggian 1200 dpl. Luas area sekitar 8000 m2, berjarak sekitar 17 Km dar desa Blabak ke arah timur, 30 Km dari kota Magelang dan 35 Km dari kota Boyolali. Dari kota Salatiga yang berjarak sekitar 32 Km, dapat dicapai melalui Kopeng dan Desa Kaponan.

Ketika diresmikan oleh Presiden RI Megawati pada 17 Oktober 2002 baru dibangun dua gardu pandang dan pelataran. Dengan keunggulan panorama yang atraktif Gunung Merapi-Merbabu , Hanparan teras-teras tanah pertanian serta kesejukan udara. Ketep Pass Makin Ramai dipadati Pengunjung, lebih-lebih akhir pekan dan hari libur

Kedung Kayang
Obyek wisata Kedung Kayang terletak sekitar 2 km dari Ketep Pass. Air terjun ini terbentuk dari aliran hulu sungai antara Gunung Merbabu dan gunung Merapi. Aliran sungai ini membujur dari Ketep sampai Muntilan. Untuk mencapai dasar sungai, dibutuhkan perjalanan ke bawah sungai sekitar 20 menit, karena medannya cukup terjal.

CANDI ASU
CANDI ASU merupakan nama sebuah candi yang terletak di Desa Candi Pos, kelurahan Sengi, Kecamatan Dukun yang berada di lereng Gunung Merapi, Sekitar 5 km dari Ketep Pass atau sekitar 10 kilometer ke arah tenggara dari Candi Ngawen. kabupaten Magelang, propinsi Jawa Tengah. Di dekatnya juga terdapat 2 buah candi Hindu lainnya, yaitu candi Pendem dan candi Lumbung. Perjalanan menanjak menyusuri lereng Merapi hingga sampai di Desa Sengi. Sebelum sampai di permukiman penduduk Desa Sengi, berbelok ke kiri dan menemui jalan tanah, tapi masih bisa dilewati mobil. Beberapa meter memasuki jalan itu, di sisi kanan jalan dijumpai Candi Asu yang diyakini sebagai peninggalan Hindu. Nama candi tersebut merupakan nama baru yang diberikan oleh masyarakat sekitarnya. Disebut Candi Asu karena didekat candi itu terdapat arca Lembu Nandi, wahana dewa Siwa yang diperkirakan penduduk sebagai arca asu ‘anjing’.

Ada juga yang mengatakan nama Asu pada candi ini bukan berasal dari kata asu dalam Bahasa Jawa ngoko yang berarti anjing. Kata asu adalah hasil perubahan kebiasaan pengucapan masyarakat setempat dari kata aso atau mengaso yang berarti istirahat. Disebut Candi Lumbung karena diduga oleh penduduk setempat dahulu tempat menyimpan padi. Ketiga candi tersebut terletak di pinggir Sungai Pabelan, dilereng barat Gunung Merapi, di daerah bertemunya (tempuran) Sungai Pabelan dan Sungai Tlingsing. Ketiganya menghadap ke barat. Uniknya di ketiga bangunan candi ini, di dalamnya terdapat lubang semacam sumur sedalam hampir dua meter dengan bentuk kotak berukuran sekitar 1,3 meter x 1,3 meter. Menurut arkeolog Soekmono seperti dikutip dari buku Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah, sumur itu digunakan sebagai tempat pemujaan. Pemujaan tersebut bisa ditujukan kepada seorang tokoh tertentu atau arwah seorang raja. Berdasarkan Prasasti Kurambitan I dan II yang ditemukan dekat situs Candi Asu, ketiga candi ini didirikan tahun 869 Masehi. Kedua prasasti ini dikeluarkan Pamgat Tirutanu Pu Apus yang menyebut ketiga bangunan itu sebagai bangunan suci atau Salingsingan.Candi Asu berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 7,94 meter. Tinggi kaki candi 2,5 meter, tinggi tubuh candi 3,35 meter. Tinggi bagian atap candi tidak diketahui karena telah runtuh dan sebagian besar batu hilang. Melihat ketiga candi tersebut dapat diperkirakan bahwa candi-candi itu termasuk bangunan kecil. Di dekat Candi Asu telah diketemukan dua buah prasati batu berbentuk tugu (lingga), yaitu prasasti Sri Manggala I ( 874 M ) dan Sri Manggala II ( 874 M ).

Ditulis Oleh : Harri // 18.40
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar