Pernah membayangkan anda berpindah lokasi dari London ke New York dalam waktu kurang 1 jam?? Manusia siluman yang selama ini hanya ada dalam dongeng akan    benar-benar ada dan nyata. Selama ini kita bisa mengirim email ke lokasi lain hanya dalam beberapa detik, tetapi tidak lama lagi manusia bisa mengirim benda atau bahkan makluk hidup dalam bentuk yang mirip dengan aslinya ke tempat lain juga hanya dalam beberapa detik. Yuk kita baca perkembangan teknologi saat ini yang begitu cepat dan terkadang sulit dipercaya.
Pesawat Hipersonik Scramjet
Scramjet tidak menggunakan bahan bakar roket biasa yang mahal dan berat. Scramjet menggunakan hydrogen cair dicampur dengan oksigen langsung yang disedot dari atmosfer (air-breathing scramjet engine) sebagai bahan bakarnya. Pembakaran hydrogen dan oksigen iniah yang akan memberikan kecepatan hingga 10 Mach. Secara teori, dimasa depan, mesin scramjet ini dapat bekerja setidaknya hingga kecepatan Mach 15 hingga Mach 25 atau 25 kali kecepatan suara.
Berdasarkan proposal penerbangan NASA 2010, lembaga ruang angkasa itu akan mengalokasikan dana 5 miliar dolar AS per tahun selama tiga tahun ke depan untuk mewujudkan rencana tersebut. Pesawat itu dirancang seperti pesawat terbang penumpang saat ini yang terbang, mendarat, dan terbang lagi untuk mengangkut penumpang.
Menurut proposal itu, pesawat dapat terbang menembus atmosfer planet menuju luar angkasa. Karena itu, NASA menyadari banyak tantangan yang mesti dihadapi untuk merancang mesin pesawat seperti itu. NASA dihadapkan pada tantangan teknologi, bahan materi pesawat, maupun struktur pesawat sehingga sesuai dengan aerodinamis.
Pasalnya, badan pesawat yang bergesekan dengan udara akan menciptakan suhu yang sangat panas. Sementara, badan pesawat harus dibuat dari bahan yang sangat kuat dan ringan. ”Pesawat luncur ruang angkasa harus ringan, dapat berulang kali digunakan, mudah dipelihara sehingga biaya yang dikeluarkan untuk menjangkau ruang angkasa bisa lebih murah,” demikian ujar proposal tersebut.
Sebagai perbandingan, pesawat Concorde hanya berkecepatan Mach 2 atau dua kali kecepatan suara. Sementara pesawat hipersonik akan mencapai kecepatan Mach 5. Pada Juni lalu, pesawat uji coba scramjet membuat rekor penerbangan hipersonik selama tiga menit dengan kecepatan mach 6 atau lebih dari 4.500 mph.
Pesawat scramjet Waverider X-51 A diluncurkan dari pesawat pembom B-52. Mesin pesawat hipersonik itu lantas menderu hingga kecepatan mach 6. Scramjet bekerja dengan menggunakan oksigen yang tersedot masuk melalui mesin dalam kecepatan supersonik unutk menyalakan bahan bakar hidrogen. Para ahli meyakini bahwa dalam abad ini proyek pesawat untuk penumpang bermesin Scramjet dengan kecepatan minimal 5 Mach atau 5 kali kecepatan suara tersebut akan tercapai.
Tank Siluman
Perang di masa depan bakal makin menantang. Tak hanya senjata yang makin mematikan, perkembangan teknologi militer membuat apa yang dulu dianggap tak mungkin, jadi nyata.
Tank lapis baja dan pesawat tembus pandang, bahkan mungkin tentara tak kasat mata, segera dikirim ke medan perang. Perusahaan senjata Inggris, BAE System saat ini sedang mengembangkan kendaraan perang dengan menggunakan teknologi khusus yang disebut "e-camouflage" yang akan menyebarkan semacam 'tinta elektronik' untuk membuatnya tak terlihat.
Bagaimana cara kerjanya? Seperti diberitakan Telegraph, Rabu 19 Januari 2011, sensor elektronik canggih yang dilekatkan pada lambung tank akan memproyeksikan gambar dari lingkungan sekitar di bagian luar kendaraan.
Kamuflase elektronik ini memungkinkan kendaraan perang menyatu dengan lingkungan sekitar, seperti cumi-cumi yang menggunakan tintanya sebagai kedok. Tak seperti kamuflase konvensional, gambar pada lambung akan menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah, menjamin bahwa kendaraan selalu dalam kondisi menyamar.
Hingga kini, ide semacam ini memang masih sebatas sains fiksi. Namun ilmuwan BAE System meyakini teknologi ini segera menjadi nyata
BAE System bekerja sama dengan perusahaan Swedia yang tidak disebutkan namanya yang menciptakan teknologi serupa ke layar e-ink di pembaca buku digital seperti Amazon Kindle dan Sony Reader. Teknologi ini akan diujicobakan di tank CV90. “Tapi tak hanya itu, kami juga akan mencobanya di pesawat terbang,” kata Mike Sweeney, juru bicara perusahaan tersebut.
BAE mengharapkan teknologi baru ini akan bisa digunakan digunakan di medan perang di selatan Afghanistan dan lokasi konflik di masa depan, setidaknya lima tahun mendatang. Prototipe kendaraan ini akan dibuat dalam waktu empat tahun dan akan menjalani eksperimen operasional pada 2013.
Tank tembus pandang ini relatif ringan yakin memiliki berat 30 ton, berbahan bakar listrik. Meski demikian ia tak tak kalah tangguh dari tank lain yang saat ini berada di garis depan pertempuran. Bentuknya yang lebih kecil juga untuk penghematan bahan bakar. Bandingkan dengan tank yang digunakan Inggris saat ini, Challenger 2, beratnya 62,5 ton, dan dijalankan dengan mesin diesel 1.200 hp V12.
Menciptakan kendaraan yang tak tergantung bahan bakar punya arti penting. Selain mahal, saat ini, bahan bakar yang digunakan oleh pasukan NATO dibawa ke medan perang dengan cara konvoi melalui jalanan yang sering jadi sasaran militan. Konsep kendaraan tembus pandang dikembangkan sebagai bagian dari program Future Protected Vehicle, yang diyakini akan mengubah cara berperang di masa depan.
Program ini terdiri dari tujuh kendaraan militer berbeda, berawak atau tanpa awak, yang dilengkapi senjata, baik mematikan maupun tak mematikan. Kendaraan tak berawak atau robot medan perang ditujukan untuk melakukan misi berbahaya di daerah musuh, membersihkan ladang ranjau, menyelamatkan tentara yang terluka di tengah peperangan.
Teleportasi
DI tahun 1980-an, ketika menonton serial Star Trek, kita dibuat terpana dengan adegan perpindahan seseorang dari satu tempat ke tempat lain, yang jaraknya puluhan ribu kilometer, dengan secepat kilat. Sejak itu, kita mulai akrab dengan istilah ’’teleportasi’’. Lalu, di tahun 1990-an, kita kembali terpesona dengan aksi teleportasi yang disuguhkan serial Quantum Leap.
Namun di era modern ini, teleportasi bukan lagi sekadar tontonan. April 2011 lalu, sebuah tim yang terdiri atas gabungan ilmuwan Australia dan Jepang berhasil melakukan uji coba teleportasi paket gelombang, berupa cahaya, ke lokasi yang berbeda menggunakan mesin bernama teleporter.
Teleportasi Kuantum
Teleportasi merupakan istilah yang diciptakan oleh para penulis cerita sains fiksi di masa lalu, untuk mendefinisikan proses pemindahan objek ke lokasi lain yang jaraknya sangat jauh, dengan kecepatan luar biasa. Adapun kuantum didefinisikan sebagai loncatan elektron pada partikel akibat proses pemanasan, getaran atau pemancaran. Proses ini menyebabkan perubahan pada struktur atomik partikel, yang disertai transfer energi elektromagnetik, sehingga bisa dikatakan, teleportasi kuantum adalah pemindahan objek dengan bantuan energi elektromagnetik.
Dalam prosesnya, objek teleportasi terlebih dahulu dilebur hingga tingkat atomik/kuanta, kemudian dikirim lewat sinyal elektromagnetik. Di lokasi tujuan, objek terbentuk kembali sesuai wujud semula beserta sifat aslinya, dalam waktu yang begitu singkat.
Eksperimen
Apa yang dilakukan ilmuwan Jepang dan Australia baru ñ baru ini, bukanlah yang pertama kali. Tahun 1997, Charles H Bennet dari Inter-national Business Machines (IBM) mengonfirmasi, teleportasi kuantum mungkin terjadi jika objek asli dihancurkan. Dalam eksperimennya, Ben-net bersama tim di University of Innsbruck Austria, berhasil meneleportasikan sebuah foton (partikel energi yang membawa cahaya). Di tempat tujuan, didapatkan replika foton dengan fisik dan sifat yang serupa aslinya.
Tahun 1998, para fisikawan dari California Institute of Technology (Caltech) juga berhasil melakukan teleportasi foton. Mereka mampu membaca struktur atomik foton, mengirimkannya melalui kabel jenis coaxial sejauh 1 meter, dan menciptakan replika foton tersebut. Sesuai prediksi, foton di lokasi asal hilang ketika replikanya terbentuk.
Tahun 2002, para peneliti di Australian National University (ANU) berhasil meneleportasikan sinar laser. Eksperimen berikutnya yang juga sukses adalah yang dilakukan Dr Eugene Polzik dan timnya dari Niels Bohr Institute di Copenhagen, 4 Oktober 2006 lalu.
Mereka berhasil meneleportasikan informasi berupa sinar laser di dalam suatu awan atom. Polzik menjelaskan, ini merupakan teleportasi dua objek berbeda (cahaya dan materi), yang satu sebagai pembawa informasi dan yang lain sebagai media penyimpanan. Polzik menambahkan, ini merupakan yang pertama di dunia.
Yang terbaru adalah eksperimen menggunakan teleporter di laboratorium Profesor Akira Furusawa, di Departemen Fisika Terapan Universitas, Tokyo, April 2011 lalu. Ini adalah uji coba pertama di dunia, yang meneleportasikan informasi kuantum kompleks. Berawal dari sini, nantinya akan dimungkinkan teleportasi informasi bervolume besar, dengan kecepatan dan ketelitian tinggi melalui jaringan komunikasi.
Teleportasi Manusia?
Untuk meneleportasikan manusia, harus dibangun mesin yang bisa mengidentifikasi dan menganalisis informasi berupa satu triliun lebih atom yang menyusun tubuh manusia. Kemudian, mesin itu juga harus bisa mengirim informasi tersebut ke tempat lain, di mana tubuh asli harus direkonstruksi dengan presisi penuh. Bahkan, molekul tak boleh bergeser satu milimeter pun dari posisi aslinya. Jika tak seperti itu, di lokasi tujuan orang tersebut akan muncul dengan cacat fisik.
Jika mesin seperti itu berhasil dibuat, tubuh asli takkan mungkin benar-benar dipindahkan. Mesin tersebut akan bekerja seperti mesin faksimile, namun dengan presisi yang jauh lebih tinggi.
Tubuh yang diteleportasi akan dibuat di mesin penerima. Lalu apa yang terjadi dengan tubuh asli? Ada satu teori yang menyatakan, teleportasi nantinya akan menggabungkan kloning genetik dengan proses digital (kloning biodigital).
Dalam kloning biodigital, tubuh yang dipindahkan akan tewas. Pikiran dan tubuh asli akan hilang. Sebagai gantinya, struktur atom tubuh akan dicipta ulang di lokasi lain, dan proses digital akan mencipta ulang memori, emosi, harapan dan impian, sehingga orang tersebut akan tetap ada, tapi dalam tubuh yang baru, dengan struktur atom yang sama dengan tubuh asli, dan diprogram dengan informasi yang sama.
Dari keterangan tersebut, maka dibutuhkan mesin yang sanggup merekam seluruh detail tiga dimensi tubuh manusia. Mesin itu juga harus dilengkapi teknologi berkapasitas 10 gigabit atau setara dengan 10 CD ROM.
Dibutuhkan pula teknologi pemecah sandi (enkriptografi), peralatan NMR (Nuclear Magnetic Resonance) dan ESR (Electron Spin Resonance), untuk memindai atom atau nukleus tubuh manusia.
Selain itu, juga dibutuhkan transmiter via satelit yang sanggup mengirim ribuan gigabit data hingga ke tempat terpencil, seperti yang sekarang dimiliki teknologi internet. Dengan kata lain, mesin ini harus mampu membaca perilaku unit zat yang paling kecil, yakni kuantum energi, berikut partikel subatomnya, seperti elektron, proton, dan quark.




0 komentar:
Posting Komentar