Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 17 Oktober 2011

Inspirasi

Sepekan setelah meninggalnya Steve  Jobs, banyak orang masih meletakkan foto CEO cemerlang ini di profile picture mereka seperti di Facebook, Titter maupun gadget seperti BlackBerry. “Tokoh ini nampaknya begitu sulit dilupakan, beliau begitu menginspirasi” begitu ungkap banyak orang.

Kita terinspirasi tidak hanya dengan karya, tetapi juga berbagai pidato, prinsip dan seruan yang diungkapkan olehnya. Betapa kita diingatkan bahwa kita perlu memanfaatkan waktu selagi masih hidup. Kitapun diingatkan untuk berdialog dengan diri sendiri. Betapa Steve membakar diri kita dengan slogan sederhana tetapi penuh makna: “stay hungry, stay foolish”. Disini kita bisa merasakan betapa energi satu orang bisa memengaruhi banyak orang dengan kekuatan pribadinya.



Orang atau pemimpin yang bsa menginspirasi dan membawa perubahan memang akan selalu kita kenang. Inspirasi mereka tidak hanyamengubah presepsi dan cara berfikir orang disekitarnya, tetapi juga dunia. Orang yang inspiratif seolah bisa merasuk dan menghipnotis pikiran kita, sehingga kata-katanya teringat terus. Inspirasi yang kita terima, membuat kita ingin mengembangkan diri, melakukan lebih dari keadaan sebelumnya. Disisi lain, kita bisa juga menyaksikan pemimpin atau tokoh atau atasan yang tidak membawa dampak dalam hidup kita. Kata-katanya, pengumumannya, pidatonya seolah lewat begitu saja, tidak menggelitik kita untuk memikirkan apa yang diungkapkan ataupun mengadakan dialog dengan diri sendiri. Mengapa ada orang yang begitu kuat mengispirasi, tetapi sebaliknya ada orang yang seolah hanya punya “pepesan kosong” dalam ekspresinya??

Obsesi yang penuh “passion”
Orang yang mampu menginspirasi orang lain tentu punya kekuatan ekstra. Para “speaker” yang menyebutkan diri mereka “motivator” sekalipun, tidak selamanya mampu mengubah hidup perndengarnya secara siginifikan. Seorang ahli mengatakan, seorang Martin Luther King-pun mempunyai obsesi yang tak pernah lepas dari dirinya. Obsesi ini sudah melalui penolakan orang, keraguan bahkan tidak jarang menyebabkan individu dipenjara. Buah pikiran yang dibawa kemana-mana dan mengalami cobaan kiri-kanan ini akan dengan sendirinya menjadi kuat, keras, besar, mempunyai gereget bahkan mulia karena mewarnai seluruh kehidupan pribadi dan pembicaraan serta “sharing” dalam pergaulan.

Orang yang mampu menginspirasi orang lain, juga memberikan gambaran mengenai masa depan yang lebih baik, positif dan cerah. Oprah Winfrey selalu obsesif mengenai pengembangan kepercayaan diri setiap individu, walaupun inidvidu itu mengalamai trauma seberat apapun. Orang yang inspiratif mengajak masyarakat untuk menyadari kenyataan, membuka mata lebar-lebar, sekaligus memberi alas an-alasan yang bisa diterima agar tetap optimis. Itu sebabnya kita tidak mungkin berhasil menginspirasi orang lain bila apa yang kita katakan tidak tercermin dalam kehidupan pribadi kita. Seorang ahli mengatakan “ if yau really want to inspire others to do something then this ‘something’ should be a big part of you life”.

Inspirasi adalah kualitas hidup
Setiap individu sebetulnya bisa menjadi orang yang inspiratif, tidak perlu menunggu punya jabatan, jadi pimpinan ataupun menunggu tua dulu. Anak-anak muda yang baru lulus kuliah dan mengikuti program “Indonesia Mengajar” terbukti mampu menginspirasi tidak hanya “adik” didik, tetapi guru serta orang-orang di daerah penempatanya untuk lebih maju. Gerakan merekapun senantiasa membuat kita terharu dan memaksa memikirkan kontribusi yang bisa kita berikan untuk kemajuan bangsa. Ibu saya seorang ibu rumahtangga biasa berhasil menempelkan pesan-pesan, gaya hidup seta prinsip penting dalam kehidupan putra-putrinya, sehingga mampu menyangga kehidupan kami agar “stay positive”. Dalam peran kita sebagai anak muda, orang tua, karyawan, pemimpin, pernahkah kita berfikir bagaimana kita bisa berguna bagi orang lain dan memberi inspirasi bagi orang lain?

Untuk bisa menginspirasi, hal pertama yang perlu kita pertanyakan pada diri sendiri adalah apakah diri kita terinsipirasi oleh pemikiran kita sendiri? Banyak orang lebih sibuk “melihat keluar” sampai tidak pernah memikirkan apakah ia sendiri mempunya gereget terhadap satu prinsip, visi atau misi tertentu. Kita bisa berkomitmen untuk menjalankannya, memengaruhi orang disekitar, memberi informasi, menolong orang lain melaui apa yang kita yakini, sehingga akhirnya buah pikiran kita itu benar-benar mewarnai diri kita. Hanya dengan sikap hidup dan prinsip yang keras kita bisa menarik kesimpulan dan memperdalam keyakinan kita. Hidup dengan prinsip itu menyebabkan kita memiliki pengalaman diseputar prinsip tersebut, sehingga kita  bisa bercerita mengenai hal-hal yang menarik dan bisa dipegang oleh orang disekitar kita. Setiap orang perlu berstrategi bagaimana memberi input kepada orang disekitarnya, sambil juga siap menerima masukan, komentar dan pemikiran mengenai prinsip yang dikumandangkan. Tidak sulit bukan??

Sumber: Eileen Rachman & Sylvina Savitri – EXPERD; KOMPAS – Kolom Karier, 15/10/11 

Ditulis Oleh : Harri // 06.19
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar