Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 18 Maret 2010

Pertobatan ala Pohon Ara

Halo teman-teman, pada masa prapaska ini, setelah mendengar firman Tuhan tentang perumpamaan pohon ara, saya menjadi begitu ingin tahu tentang pohon ini. Pasti pada tahu dong firman Tuhan tentang perumpamaan pohon ara. Dalam perumpamaan tersebut, diceritakan tuan kebun akan memotong pohon ara karena tidak berbuah, tetapi sang pekerja memohon kepada tuannya  agar  pohon ini tidak ditebang dulu, setidaknya beri kesempatan 1 tahun lagi kepada pohon ini dengan harapan siapa tau tahun depan akan berbuah. Kalo ternyata tahun depan tidak berbuah, tuan kebun dipersilahkan untuk menebang. Apa sih kelebihan pohon ini sehingga masih diberi kesempatan untuk bertahan setahun lagi?? Kenapa kok gak langsung ditebang saja ya?? Trus kenapa sih Tuhan mengambil perumpamaan pohon ara diantara kebun anggur? Kok tidak pohon tomat diantara strawberry aja ya?? hehehe.. Teman-teman pasti juga penasaran dengan pohon ini. Maklum, di Indonesia pohon jenis ini sulit ditemui. Di taman Gua Maria Kerep Ambarawa sepertinya juga belum ada koleksi pohon “alkitabiah” ini. Kira-kira bentuk pohon dan buahnya seperti apa sih?? Rasa buahnya manis, asam atau pahit ya?? Kenapa pohon ini tumbuh diantara kebun anggur, apakah sengaja ditanam atau tumbuh sendiri secara liar?? Trus apa manfaat pohon ara, apa daunnya bisa dibikin sayur/lalapan ataukah pohonnya bisa dibuat mebel. Kalo bisa dibuat mebel, keren kali ya kalo order mebel ke mas anton 34 dengan kursi berbahan pohon ara!! Kalo duduk di kursi tersebut berasa hidup dijaman Herodes kali ya, heheh..
Kalo ditelisik lebih jauh dari beberapa sumber, buah dari pohon ini rasanya manis dan berserat tinggi. Pohon ara ini masuk dalam genus pohon beringin (ficus benjamina). Bergenus ficus tapi beda spesienya. Karena bergenus sama, maka bentuk pohonnya mirip-mirip dengan beringin. Waah, kalo pohon ara ini tumbuh diantara kebun anggur berarti cukup mengganggu pertumbuhan pohon anggur dong ya…? Tentu pohon anggur jadi minim penyinaran.
Pohon ara ini kalo kita “mirror’kan ke pribadi kita, bisa jadi pas banget deh. Pas untuk yang nulis ini maksudnya, hehehe… Gagah menjulang tinggi, akarnya menyerobot kemana-mana dengan daunnya yang begitu rindang dan tampak begitu indah, tapi tidak ada buah yang berguna!! Adanya cuma daun-daun kopong plus ranting-ranting yang keropos... Perannya hanya menjadi pengkerdil bagi perkembangan yang lain, egois, sombong dan tamak!!. Untunglah, saat ini pohon ara itu belum ditebang olehNya. Ada kesempatan lagi yang Dia berikan untuk kita, entah kesempatan ini adalah kesempatan pengulangan atau kesempatan penggenapan. Yang pasti Dia saat ini memberi kesempatan lagi agar kita mau dan siap untuk berbuah.

Yuk kita manfaatkan kesempatan ini, kesempatan pertobatan. Pertobatan yang sempurna, pertobatan yang tidak sekedar perdamaian antara kita dengan Tuhan Yesus, tapi pertobatan yang menyembuhkan luka.. luka akibat dosa asal, luka akibat dosa orang lain dan luka akibat dosa diri sendiri. Paku-paku itu telah tercabut bersama dengan kemurahanNya. Kini saatnya kita pulihkan agar luka itu sembuh, setidaknya sembuh mendekati semula. Saatnya untuk berdamai dengan pencipta, berdamai dengan diri sendiri, berdamai dengan orang lain yang telah terluka oleh dosa kita dan yang telah melukai kita dengan perbuatan dosanya. Selamat bermasa prapaskah, Tuhan Yesus selalu mengasihi anda.

Ditulis Oleh : Harri // 09.12
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar